5 Kesalahan Memilih Peer-to-Peer Lending yang Sering Dilakukan

Anda pasti sudah mengenal produk peer-to-peer lending jika memang sudah sering dan berpengalaman di dunia investasi. P2P lending merupakan salah satu konsep bisnis investasi terpercaya dengan menawarkan jasa pinjaman dengan para nasabah sebagai pemilik dana sekaligus pemberi pinjaman.

Investasi melalui P2P Lending mulai menjadi pilihan bagi sebagian para Investor karena cukup menjanjikan. Sama seperti investasi jenis lainnya, peer-to-peer lending tentu memiliki risiko juga. Di balik return yang dijanjikan, ada potensi gagal bayar bila peminjam tidak mampu mengembalikan dana kepada pihak yang memberi pinjaman.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan agar dapat menghindari kesalahan dalam berinvestasi melalui P2P Lending yang masih banyak dilakukan. Risiko ini sebenarnya terjadi karena Anda kurang memahami mekanisme dalam bidang ini dan masih melakukan beberapa kesalahan di bawah ini.

1. Tidak Mengecek dan Mencari Informasi yang Lengkap Terlebih Dahulu 

Sama seperti tips berinvestasi pada umumnya, sebelum berinvestasi melalui peer-to-peer lending, tentu Anda wajib untuk mencari informasi lebih banyak terlebih dahulu. Ada banyak kasus P2P bodong atau ilegal yang sudah merugikan banyak nasabah.

Secara umum para nasabah tidak jeli mencari informasi mengenai perusahaan penyedia maupun produk dari P2P itu sendiri. Jangan sampai Anda berinvestasi karena mengikut trend atau sebatas ajakan teman. Anda harus bertanggung jawab dengan dana yang dimiliki pribadi. Pilihlah perusahaan fintech peer to peer lending berizin OJK.

2. Memilih Instrumen Dahulu baru Menentukan Tujuan Finansial 

Konsep umum dalam berinvestasi adalah menentukan tujuan finansial terlebih dahulu. Bisa diumpamakan tujuan finansial merupakan kota tujuan Anda dan instrumen investasi adalah kendaraan yang diperlukan. Tentu Anda akan tersesat apabila menentukan kendaraan terlebih dahulu baru menentukan tujuan kota.

Hal yang sama dalam memilih instrumen peer-to-peer lending, tentukan tujuan finansial Anda dahulu. Tujuan finansial setiap individu tentu berbeda. Ada yang untuk dana pendidikan, ada yang perlu untuk mempersiapkan pernikahan, atau berbagai tujuan lainnya. Namun yang pasti pilihlah peer to peer lending yang terdaftar di OJK.

3. Tidak Yakin dalam Ambil Keputusan 

Memang dalam setiap keputusan ada risiko yang harus diambil, begitu pula dalam pengambilan keputusan di dunia investasi. Dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di peer-to-peer lending, bila Anda ragu maka hanya membuat hati tidak tenang.

Padahal tujuan utama berinvestasi adalah menyimpan uang di instrumen yang tepat supaya di waktu mendatang bisa digunakan sehingga hati tenang. Untuk mengatasi ketidakyakinan, lakukan langkah pertama secara rinci, yaitu cari informasi sebanyak mungkin mengenai produk dan perusahaan penyedia.

Kedua, gunakan uang yang memang sudah dikhususkan untuk berinvestasi. Bila masih ragu, Anda dapat menanyakan kepada perusahaan penyedia jasa P2P. Biasanya lembaga resmi P2P pasti menyediakan ruang tanya jawab. Tanyakan apa pun yang perlu Anda ketahui mengenai produk peer-to-peer lending.

4. Mengharapkan Hasil Instan 

Hal yang berbahaya dalam dunia investasi termasuk peer-to-peer lending adalah investor yang mengharapkan profit tinggi dalam waktu singkat. Sifat dan pandangan ini hanya akan membuat Anda serakah sehingga mudah terjebak produk investasi P2P bodong. Mari mengingat tujuan investasi adalah mencapai tujuan finansial, bukan menjadi kaya.

Jangan menggunakan uang yang masih sebagai pemenuh kebutuhan untuk berinvestasi P2P. Gunakan uang dingin (uang tabungan yang memang dikhususkan untuk investasi) supaya Anda dapat lebih tenang melakukan investasi. Jangan mudah terpancing dengan iming-iming return besar sampai Anda memberikan dana kebutuhan untuk diinvestasikan di instrumen bodong.

5. Mengandalkan Satu Instrumen Saja 

Investor yang cerdas tentu tidak menempatkan uangnya hanya pada satu instrumen investasi saja. Bila meletakkan pada satu instrumen investasi, apabila kondisi pasar sedang buruk maka risiko kegagalan semakin besar. Berbeda bila melakukan diversifikasi instrumen, maka potensi untuk risiko dapat diminimalkan.

Bagi Anda yang sudah memiliki instrumen investasi seperti saham, sekarang saat yang tepat untuk dapat melakukan diversifikasi instrumen melalui peer-to-peer lending. Dengan begitu, peluang Anda untuk menghindari kesalahan semakin besar dan Anda bisa terhindar dari kerugian fatal.