5 Jenis Skizofrenia Beserta Cara Penanganan Yang Perlu Diketahui

Gangguan mental yang banyak diidap orang adalah penyakit skizofrenia. Penderita penyakit skizofrenia ini akan sulit saat membedakan antara khayalan dan kenyataan, kesulitan mengekspresikan emosi, dan berpikir serta berperilaku yang bisa mempengaruhi kondisi sehari-hari.

Penyakit skizofrenia ini pada umumnya ditandai dengan gejala seperti halusinasi, delusi, perilaku yang sering berubah, ucapan yang tidak teratur, dan berbagai gejala yang bisa membuat disfungsi pekerjaan dan sosial. Dalam mendiagnosis penyakit ini, gejala yang muncul perlu diidentifikasi paling tidak enam bulan lamanya. Diantaranya termasuk gejala aktif yang muncul selama satu bulan.

Orang yang menderita skizofrenia bisa mengalami delusi. Delusi ini merupakan sesuatu yang tidak nyata dan dipercayai oleh penderita. Seperti misalkan mempercayai akan ada orang yang ingin membunuhnya, padahal sesungguhnya tidak ada. Pada penderita skizofrenia ini akan mengalami halusinasi. Penderita seperti seakan-akan mendengar sesuatu yang tidak ada dan melihat sesuatu yang tidak terjadi.

Jenis-jenis penyakit skizofrenia

Skizofrenia paranoid

Skizofrenia jenis paranoid ini, disebut sebagai jenis yang paling sering kerap dialami. Gejala yang nampak dari penderita skizofrenia paranoid diantaranya halusinasi, delusi, dan berbicara yang ngelantur. Pada penderita akan kesulitan dalam konsentrasi, eskpresi pada wajah yang datar, dan kemampuan berperilaku yang turun.

Gejala delusi pada penyakit skizofrenia jenis paranoid seringkali disebut dengan istilah delusi paranoid atau delusi persekusi. Orang yang mengalami penyakit ini merasa akan ada orang lain yang menyakiti dirinya dan keluarganya.

Skizofrenia hebefrenik atau skizofrenia disorganized

Skizofrenia jenis hebefrenik meyebabkan penderita berbicara dan berperilaku yang tidak teratur. Orang yang menderita skizofrenia jenis ini tidak mengalami halusinasi dan delusi. Perilaku yang ditunjukkan seperti gangguan ketika sedang berbicara, berpikir secara tidak teratur, ekspresi wajah yang datar bahkan tidak sesuai, sampai pada kesulitan ketika melakukan kegiatan sehari-hari.

Skizofrenia residual

Skizofrenia jenis residual cukup rumit, karena pengidap tidak menunjukkan gejala yang cukup signifikan. Ini disebabkan karena intensitas gejala yang berkurang. Delusi dan halusinasi bisa jadi masih ada, namun tidak signifikan. Penderita penyakit ini menunjukkan gejala yang negatif seperti tidak peduli dengan kebersihan badan, gangguan psikomotorik, ekspresi yang datar.

Skizofrenia katatonik

Penderita gangguan skizofrenia jenis katatonik biasanya juga dialami oleh penderita gangguan bipolar. Orang yang mengalami gangguan skizofrenia katatonik akan menunjukkan gangguan dalam gerakan. Seperti tidak mau berbicara, suka meniru perilaku orang lain.

Skizofrenia tak terinci

Istilah dari skizofrenia tak terinci ini untuk menjelaskan perilaku seorang yang mengalami lebih dari satu jenis skizofrenia. Orang yang mengalami skizofrenia katatonik serta mengalami gangguan delusi maupun halusinasi akan digolongkan skizofrenia tak terinci.

Penanganan penyakit skizofrenia

Penderita yang mengalami skizofrenia akan diberikan obat-obatan antipsikotik. Obat antipsikotik satu ini tergolong berguna tuk mengurangi gejala skizofrenia, sebut saja seperti halusinasi dan delusi. Obat antipsikotik terdapat dua jenis, yaitu antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal.

Kedua jenis obat antipsikotik dibedakan dari periode penemuannya. Dalam mengkonsumsi obat antipsikotik ini tentu saja berpotensi bisa menyebabkan efek-efek samping. Selain itu juga seringkal menyulitkan penderita dalam berkomitmen pada rencana pengobatan. Saat orang di sekitar Anda mengonsumsi obat antipsikotik, dukungan yang terbaik harus selalu diberikan untuk memberikan semangat penderita.

Penderita skizofrenia harus rutin melakukan konsultasi ke dokter jiwa. Anda bisa berkonsultasi di Halodoc. Anda bisa konsultasi dengan mudah dan responnya cepat. Di Halodoc tidak perlu khawatir, karena dokter yang ada merupakan dokter yang ahli di bidangnya. Di sana pula Anda bisa mendapatkan resep yang tepat sesuai dengan gejala yang muncul.